Lompat ke konten

Menengok Tol Semarang-Demak yang Jadi Prioritas Pemerintah Tahun 2026

Jakarta – Jalan Tol Semarang-Demak merupakan salah satu proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) jalan tol yang menjadi prioritas pemerintah pada tahun 2026.

Hal ini tercantum dalam Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun Anggaran 2026.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum (PU), secara keseluruhan, Tol Semarang-Demak memiliki panjang 26,40 kilometer yang dibangun dalam 2 seksi.

Seksi 1 untuk Ruas Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,39 kilometer merupakan porsi pemerintah dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10 triliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sementara, Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,01 kilometer merupakan porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang dilaksanakan oleh PT PP-PT WIKA Konsorsium serta Konsultan Perencana Maratama-Studi Teknik (KSO) dengan Konsultan Supervisi PT Virama Karya. Nilai investasinya mencapai Rp 5,934 triliun.

Adapun Tol Semarang-Demak Seksi 2 sudah diresmikan oleh Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo pada tahun 2023.

Jalan bebas hambatan ini diharapkan bisa mengurai kemacetan jalur pantai utara (pantura), sekaligus menjadi penghubung kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan kawasan pariwisata religi.

Di samping itu, dengan pembangunan jalan tol yang terintegrasi dengan tanggul laut tersebut, diharapkan permasalahan banjir rob di Semarang timur khususnya Kaligawe-Sayung dapat teratasi.

Matras Bambu Jadi Tanggul Laut

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang berfungsi sekaligus sebagai tanggul laut menggunakan teknologi matras bambu, cerucuk bambu, dan Prefabricated Vertical Drain (PVD).

“Terkait dengan matras bambu merupakan hal pertama yang digunakan di Indonesia dan sebagai salah satu material konstruksi yang kita gunakan untuk membangun jalan tol di atas laut sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut,” ujar Rachman Arief Dienaputra pada tahun 2024 yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Bina Marga.

Ia menjelaskan, untuk keamanan penggunaan matras bambu di Tol Semarang-Demak telah dilakukan pengujian oleh Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung dari Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya.

“Kita lakukan dua jenis uji yang pertama adalah uji tarik dan kedua adalah uji lentur. Uji tarik dan uji lentur sistem Matras Bambu tersebut dilakukan untuk menjamin kehandalan matras bambu yang akan digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi,” terangnya.

Kemudian yang dilakukan berikutnya adalah melakukan stabilitas timbunan dengan matras dan cerucuk bambu untuk menjaga kestabilan timbunan di atas tanah lunak.

Lanjut Rachman Arief, manfaat yang didapatkan dari penggunaan matras dan cerucuk bambu, adalah untuk menjaga penurunan, sehingga tidak melewati batas tengah timbunan kemudian mendistribusikan beban timbunan secara merata serta mengurangi perbedaan penurunan akibat perbedaan kekakuan.

Selain itu, matras bambu dapat memberikan daya apung dan cerucuk bambu dapat meningkatkan daya dukung lekat (friction).

“Ini adalah hal yang luar biasa, seringkali orang ragu terkait dengan kekuatan bambu, tapi ini sudah dilakukan uji lentur, uji tekan sehingga penggunaan matras bambu aman dilakukan untuk konstruksi ini,” tandasnya.

Menurut dia, proyek Tol Semarang-Demak sampai dengan saat ini telah digunakan hampir 6 juta batang bambu yang didatangkan dari beberapa daerah di sekitar proyek yang diyakini dapat memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi di wilayah proyek.

“Kemudian yang ingin saya jelaskan lagi adalah terkait dengan apa yang kita dapatkan dari penggunaan matras dan cerucuk bambu yaitu efisiensi biaya konstruksi yang dihasilkan 30-40 persen apabila dibandingkan dengan metode lain seperti vibro stone column dan deep soil mixing,” bebernya.

Dirjen Bina Marga itu berharap pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak nantinya dapat mengatasi permasalahan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.

“Walaupun saat ini pada pembangunannya terjadi kemacetan yang luar biasa, tetapi kami berharap segera setelah selesai proyek ini kemacetan tersebut beserta banjir rob yang terjadi bisa teratasi,” pungkasnya.

PTPP Jual Tol Semarang-Demak

PT PP (Persero) Tbk berencana melepas kepemilikan sahamnya di Jalan Tol Semarang-Demak.

Direktur Strategi Korporasi dan Human Capital Management PTPP I Gede Upeksa Negara mengatakan, saat ini PTPP menjadi pemegang saham mayoritas di Jalan Tol Semarang-Demak yakni sebesar 75 persen.

Ia menjelaskan bahwa rencana right issue dan/atau divestasi akan dilakukan sampai dengan 40 persen, sehingga nantinya PTPP hanya akan memiliki 30 persen saham di Tol Semarang-Demak.

“Rencananya kita akan melepas sampai menjadi minority,” ujarnya dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2024 PT PP (Persero) Tbk di Plaza PP, Jakarta Timur, Rabu (30/04/2025).

Namun demikian, langkah yang dilakukan untuk mengurangi utang PTPP ini baru akan dilakukan ketika seluruh seksi Tol Semarang-Demak beroperasi, yakni sekitar tahun 2027.

“Seksi 2 sudah beroperai yang kita konstruksi, Seksi 1 yang dikonstruksi oleh pemerintah ini akan rampung pada 2026,” katanya.

Source Artikel: www.kompas.com/properti